Jumat, 28 Februari 2014
Bebek Garang, Bandung
Bebek Garang, Bandung

Jl. Kyai Luhur 9, Dago, Bandung
Tel : 022 91179167
Web: bebekgarang.wordpress.com
Bermula dari pesan yang tertinggal di message box, saya mulai mencari waktu ke tempat ini. Ya, sekarang di Bandung lagi bermunculan tempat makan yang menjual bebek sebagai menu utamanya, salah satu ini: Bebek Garang. Salah satu sajiannya pernah mendapat gelar MakNyuss dari Pak Bondan (bahkan sampai tertulis khusus di daftar menunya :)). So, berangkatlah saya menuju kawasan Dipati Ukur-Dago buat mencari tempat makan ini. Kunjungan pertama saya di bulan puasa ini bersama teman2 kantor, langsung terlihat tempatnya rame (identik dengan enak?), penuh dengan mahasiswa (identik dengan murah?) dan tersedia free wi-fi (tempat nongkrong masa kini?). Langsung kita memesan beragam menu, biar bisa saling ngerasain hehhee. Ini nih yang kita pesan:
Bebek Debus, "Ini bebek yang dibilang maknyus oleh Pak Bondan di wisata kuliner TransTV tgl 13 april 2009. Bebek bakar ini diracik dengan bumbu bakakan merah khas rangkasbitung. Original, sedikit pedas, meresaaappp.." Quote ini saya ambil dari daftar menu yang tersaji, tapikayanya gak terlalu berlebihan. Menu yang satu ini emang paling juara diantara sajian lain yang kita pesan. Daging bebek yang lembut berpadu dengan bumbu yang manis-manis dengan aksen pedas, yummiiiii. Tersaji dengan sambal yang nendang. Harganya 15.500, 18rb (+nasi), 25rb (paket nasi+tahu+esjeruk)




Garang sendiri singkatan dari seGAR meRANGsang, suatu tagline yang unik dengan sajian bebek yang unik pula. Cukup cepat terkenal dengan promosi gencarnya melalui media online, yang untungnya diimbangi dengan rasa yang enak dan pelayanan yang baik dari para karyawannya. Ke Bandung? Saya rekomendasikan untuk mampir di sini....
sumber: http://www.banyumurti.net/2009/09/kuliner-103-bebek-garang-bandung.html#ixzz2uaPJadTe
Kamis, 27 Februari 2014
Suga Rush Cafe
Suga rush salah satu café favotit di kalangan anak muda bandung
The suga rush café yang berlokasi di jalan Braga No. 83 kota bandung, The suga rush café di nilai sebagai salah satu café terfavorit di kota bandung dan menjadi tempat favoit bagi kalangan remaja |
.Bandung. – The Suga rush café memang sudah tidak asing lagi dikalangan anak muda khusus nya kalangan muda di kota Bandung. Bagaimana nama nya tidak terkenal, café and Resto ini adalah salah satu dari café-café favotit di bandung, The suga rush cafe yang beralamat di jalan braga no 83 ini menawarkan makanan-makanan yang bisa memanjakan lidah di setiap pengunjung yang datang, the suga rush café and resto ini berdiri pada tanggal, 27 November 2011 yang sampai saat ini masih di kelola oleh 3 owner yaitu Darwin liem, Alvin,Marta.
Sugar rush café yang bergerak dibidang kuliner ini memfokuskan kepada sajian steak, pasta dan minuman dengan jenis cocktail dan mocktail, café yang satu ini juga menawarkan suasana yang nyaman di tengah kota bandung dengan keindahan kawasan braga yang bernuansa klasik, selain itu banyak juga makanan andalan sugar rush café diantaranya, grield chiken chest adalah menu yang di sajikan dengan French fries dan mix salad, di tambah mushroom sauce dan ditabur sweet corn sedangkan, menu beef storganof adalah daging tenderloin yang dipotong dadu di sajikan dengan cooking cream slice mushroom dan di tambah dengan cabai paprika,
![]() |
beef sretganoff |
dan satu lagi menu andalan suga rush lainnya adalahwagyu fantastic menu ini adalah olahan daging tenderloin yang di import dari jepang yang sudah di masak barbeque dan ditambah dengan mushroom sauce di atasnya wagyu fantastic ini bisa anda cicipi seharga Rp 72.000.
Untuk minuman suga rush mempunyai menu andalan juga seperti, mocktail mango syrupadalah minuman dengan campuran syrup mangga dan soda , suga rush mocktail minuman yang diolah dengan buah-buah dianatara lain mangga, lecee dan stawberi yang di haluskan atau di jus, blueberry mocktail minuman ringan yang di dalam nya di olah dengan blueberryyang dicampur dengan lecee, dan ketiga minuman tersebut harganya berkisar Rp 17.000, dan satu lagi yang menjadi andalan adalah coffelate capucino yang diolah dengan painting ekspreso unik nya minuman ini seperti ada hiasan dengan bentuk hati dan macam-macam bentuk hiasan diatas nya, dan untuk mengolah painting ekspreso hanya head cook, barista dan barboy saja karena membutuhkan keahlian khusus untuk bisa mendekorasi.
Sugar rush café and resto ini buka mulai dari pikil 11.00 samapai 23.00, Untuk masalah harga dan rasanya, Memang makanan yang di tawatkan di suga rush cukup berani di bandingkan dengan café and resto yang ada di bandung dengan harga yang cukup murah diantara kalangan anak muda yang ada di kota Bandung, dan rasa yang tidak perlu di ragukan kelezatannya.
Rabu, 26 Februari 2014
Alas Daun
Makan dengan piring? Sudah biasa. Namun
makan dengan alas daun baru berbeda. Hal seperti ini biasanya dapat
dirasakan di perdesaan. Namun salah satu restoran di Bandung ini akan
memberikan sensasi pengalaman kuliner yang unik tersebut.
Restoran yang bangunannya tertutup oleh rimbunan tanaman berdaun lebar itu berdiri sejak 15 April 2011 dan memiliki kapasitas 285 kursi. Namanya Restoran Alas Daun, terletak di Jalan Citarum, Bandung.
Ada sekitar 56 jenis menu dari Sabang hingga Merauke. Makanan a.l dari daerah Sunda, Lombok, Bali dan Sumatera (Melayu). Harga makanan Rp5.000 hingga Rp20.000 per porsi. Untuk minuman ada lebih dari 40 jenis mulai dari jenis es, minuman ringan atau doft drink, shakes, soda serta jus dengan rentang harga Rp5.500 hingga Rp13.500.
Ano Sutisna chef Alas Daun menuturkan ada beberapa menu yang jadi andalan. Pertama, turuwuk, sajian tumisan dengan bahan dasar turuwuk (mirip jagung semi), udang dan cabai hijau serta rempah. “Ini makanan asli Cianjur namun kami modifikasi,” katanya saat ditemui bisnis-jabar.com.
Berikutnya jengkol crispy, jengkol yang diiris tipis seperti keripik dengan bumbu asam manis dari cuka, gula pasir, cabai merah, dan cabai rawit merah. Ini adalah hasil kreasi chef Alas Daun.
Kreasi
lain yang jadi unggulan yaitu bunga pepaya, tumis yang terdiri dari
bunga pepaya dengan rasa sedikit pahit dicampur kacang panjang yang
diiris tipis, petai serta orak-arik telur.
“Ada juga dua resep berbahan dasar ayam yang jadi favorit,” katanya. Yang pertama ayam santan. Hidangan ini merupakan ayam yang diungkep dengan bumbu a.l santan, kunyit, bawang merah, bawang putih, salam, sereh, lengkuas dan ketumbar. Setelah itu ayam digoreng.
Berikutnya, ayam gurih, yaitu hidangan ayam bakar atau goreng. Ayam sebelumnya diungkep dengan bumbu rempah-rempah a.l daun ketumbar, ciwe (rempah bahan jamu), daun bawang, seledri, minyak wijen, kecap ikan. “Yang ini hasil kreasi kami,” katanya. Selain itu tutut dan iga konro juga jadi favorit di restoran ini.
Untuk minuman, ada beberapa kreasi chef yang jadi unggulan yaitu es lyce biru terbuat dari bahan dasar coca cola blue, buah lyce, simple syrup. Ada pula karembong ungu yang terbuat dari kelapa muda, stroberi, alpukat, es krim vanila, simple syrup, es batu, dilengkapi sirup stroberi dan susu kental manis. Selain itu, ada karembong kayas yang terbuat dari pepsi blue, stroberi, simple syrup, stroberi serta air lemon.
Budiono, leader Alas Daun menuturkan restoran ini akan menghadirkan nuansa yang lebih santai. “Kami ingin berbeda dengan restoran lain yang biasanya terkesan sangat formal,” katanya.
Restoran Alas daun terdiri dari dua bangunan utama. Bagian depan merupakan rumah tua yang “disulap” jadi restoran. Suasana jaman Belanda sangat terasa di sini, dengan beberapa bagian bangunan seperti tangga yang terbuat dari kayu jati. Untuk bangunan kedua di dominasi oleh bambu dan bilik serta tembok bata yang tidak disemen.
Pengunjung dapat mengambil sendiri lauk pauk yang sebagaian besar disajikan secara prasmanan. Lauk pauk bisa diambil menggunakan wadah dari alumunium berbentuk penggorengan maupun berbentuk panci kecil. Sedangkan untuk lauk pauk seperti iga konro disajikan di atas piring rotan. Namun untuk makanan tertentu harus menunggu untuk diolah seperti karedok yang akan dibuat langsung ketika ada yang memesan.
Usai
mengambil lauk, pengunjung langsung dapat menikmati “sensasi makan
tanpa piring” sesuai tagline restoran. “Kami melakukan full service
table jadi nasi dibawakan oleh pelayan. Mereka akan menakar nasi di atas
daun dan kami juga menyediakan dua jenis kuah untuk pelengkap makan
yaitu kuah rendang dan kuah cumi hitam, yang akan dituang langsung ke
atas nasi sesuai pilihan,” jelasnya.
Pengunjung juga dapat melihat langsung proses memasak karena dapurnya terbuka. “Atraksi seperti memasak dengan api naik ke atas dapat dilihat pengunjung,” katanya.
Restoran buka setiap hari dari pukul 07.00 WIB hingga 22.00 WIB. “Makanan berat tersedia mulai pukul 10.00 WIB, untuk pagi hari disediakan jajanan pasar seperti cilok dan kupat tahu,”
sumber: http://www.bisnis-jabar.com/index.php/berita/sensasi-makan-di-atas-daun-cuma-di-restoran-alas-daun
Restoran yang bangunannya tertutup oleh rimbunan tanaman berdaun lebar itu berdiri sejak 15 April 2011 dan memiliki kapasitas 285 kursi. Namanya Restoran Alas Daun, terletak di Jalan Citarum, Bandung.
Ada sekitar 56 jenis menu dari Sabang hingga Merauke. Makanan a.l dari daerah Sunda, Lombok, Bali dan Sumatera (Melayu). Harga makanan Rp5.000 hingga Rp20.000 per porsi. Untuk minuman ada lebih dari 40 jenis mulai dari jenis es, minuman ringan atau doft drink, shakes, soda serta jus dengan rentang harga Rp5.500 hingga Rp13.500.
Ano Sutisna chef Alas Daun menuturkan ada beberapa menu yang jadi andalan. Pertama, turuwuk, sajian tumisan dengan bahan dasar turuwuk (mirip jagung semi), udang dan cabai hijau serta rempah. “Ini makanan asli Cianjur namun kami modifikasi,” katanya saat ditemui bisnis-jabar.com.
Berikutnya jengkol crispy, jengkol yang diiris tipis seperti keripik dengan bumbu asam manis dari cuka, gula pasir, cabai merah, dan cabai rawit merah. Ini adalah hasil kreasi chef Alas Daun.

“Ada juga dua resep berbahan dasar ayam yang jadi favorit,” katanya. Yang pertama ayam santan. Hidangan ini merupakan ayam yang diungkep dengan bumbu a.l santan, kunyit, bawang merah, bawang putih, salam, sereh, lengkuas dan ketumbar. Setelah itu ayam digoreng.
Berikutnya, ayam gurih, yaitu hidangan ayam bakar atau goreng. Ayam sebelumnya diungkep dengan bumbu rempah-rempah a.l daun ketumbar, ciwe (rempah bahan jamu), daun bawang, seledri, minyak wijen, kecap ikan. “Yang ini hasil kreasi kami,” katanya. Selain itu tutut dan iga konro juga jadi favorit di restoran ini.
Untuk minuman, ada beberapa kreasi chef yang jadi unggulan yaitu es lyce biru terbuat dari bahan dasar coca cola blue, buah lyce, simple syrup. Ada pula karembong ungu yang terbuat dari kelapa muda, stroberi, alpukat, es krim vanila, simple syrup, es batu, dilengkapi sirup stroberi dan susu kental manis. Selain itu, ada karembong kayas yang terbuat dari pepsi blue, stroberi, simple syrup, stroberi serta air lemon.
Budiono, leader Alas Daun menuturkan restoran ini akan menghadirkan nuansa yang lebih santai. “Kami ingin berbeda dengan restoran lain yang biasanya terkesan sangat formal,” katanya.
Restoran Alas daun terdiri dari dua bangunan utama. Bagian depan merupakan rumah tua yang “disulap” jadi restoran. Suasana jaman Belanda sangat terasa di sini, dengan beberapa bagian bangunan seperti tangga yang terbuat dari kayu jati. Untuk bangunan kedua di dominasi oleh bambu dan bilik serta tembok bata yang tidak disemen.
Pengunjung dapat mengambil sendiri lauk pauk yang sebagaian besar disajikan secara prasmanan. Lauk pauk bisa diambil menggunakan wadah dari alumunium berbentuk penggorengan maupun berbentuk panci kecil. Sedangkan untuk lauk pauk seperti iga konro disajikan di atas piring rotan. Namun untuk makanan tertentu harus menunggu untuk diolah seperti karedok yang akan dibuat langsung ketika ada yang memesan.

Pengunjung juga dapat melihat langsung proses memasak karena dapurnya terbuka. “Atraksi seperti memasak dengan api naik ke atas dapat dilihat pengunjung,” katanya.
Restoran buka setiap hari dari pukul 07.00 WIB hingga 22.00 WIB. “Makanan berat tersedia mulai pukul 10.00 WIB, untuk pagi hari disediakan jajanan pasar seperti cilok dan kupat tahu,”
sumber: http://www.bisnis-jabar.com/index.php/berita/sensasi-makan-di-atas-daun-cuma-di-restoran-alas-daun
Selasa, 25 Februari 2014
Caffe Bene
Yayyy…akhirnya Caffe Bene buka cabang di Bandung! Bandung loh Bandung *ngomong sampe berbusa*, ahaha #abaikan.
Jadi ya, kalian-kalian yang pernah ke Korea Selatan atau para pecandu sesuatu yang berbau Korea #tsahh, udah pada tau dong sama coffe shop yang satu ini. Nah, sekarang ini kedai kopi udah buka di Bandung, gak usah deh jauh-jauh terbang ke Korea cuman buat ngopi di sini, ahaha…
Lokasinya dimana?? Yup, lokasinya ada di pusat tempat gaol-nya anak-anak alay Bandung, ya dimana lagi kalo bukan di Jalan Dago. Letaknya pas banget di pinggir jalan, samping tempat les The British Institute.
Caffe Latte @Rp 27k/Medium
Mango Mojito @Rp 32k
Chocolate Muffin @Rp 13k
Green Tea Ice Cream @Rp 22k/scoop
Apa yang saya coba di sini? Namanya aja tempat ngopi, jadi ya saya pesen kopi, kali ini pilihan jatuh pada Hot Caffe Latte. Untuk rasa, mmm..enak ya kayak caffe latte pada umumnya, trus di hari berikutnya saya pesen Mango Mojito. Nah, ini boleh kali ya direkomendasiin, soalnya enak, mango nya banyak jadi kerasa banget rasanya. Trus yang bakalan saya rekomendasiin lagi adalah Chocolate Muffin-nya, asli ini enak loh…ukurannya sendiri lumayan besar untuk ukuran muffin, jadi klo mau ngemil-ngemil cantik di sini boleh deh dicoba. Green Tea Ice Cream nya juga lumayan, cuman saya lebih suka green tea ice cream di Tokyo Connection *ups, nyebut merek*.
Menu lain yang bisa kita coba yaitu waffle, gelato, dan bingsu. Udah pada tau kan apa itu Bingsu. Bingsu nya sendiri ada rasa green tea, strawberry sama coffee. Minumannya sendiri gak cuman kopi atau mocktail. Yang gak suka kopi mungkin bisa coba yoghurt atau latte (non-coffee) dan tea di sini. Gimana dengan harganya? Harga yang ditawarkan bisa dibilang masih lebih mahal dibanding kedai kopi lain, cuman tempatnya memang nyaman banget di sini, ada wifi juga 

CAFFE BENE
Alamat: Jl. Ir. H. Djuanda No. 155, Bandung
No. Telp: (022) 251 5999
Senin, 24 Februari 2014
Potluck Kitchen and Bar Bandung

Mungkin Anda masih ingat dengan Putluck Coffe and Bar yang kerap menjadi tempat bagi kawula muda untuk berhangout sambil menyeruput manisnya kopi. Tempat ini juga sering digunakan untuk menggelar berbagai aktifitas fotografi maupun musik. Nah, kali ini kalau Anda datang lagi kesini maka akan menjumpai varian baru karena kini sudah berubah menjadi Potluck Kitchen Bandung yang tempatnya juga masih homie. Potluck ini memang sangat terkenal dengan aneka kegiatan beragam komunitas seperti fotografi, musik, dan berbagai kegiatan seni lainnya.

Potluck Kitchen ini menawarkan beragam menu laiknya di rumah seperti Butter Rice Bolognaise d an Chicken Snitzel, juga ada Green Tea Blancd ataupun Vanilla and Choco Monster untuk minumannya. Selain itu, Anda juga bisa menyantap aneka pancakes yang ditemani dengan double expresso. Makanya Anda yang memang sangat aktif di komunitas apapun, disamping juga untuk melebarkan jejaring bisa kemudian berkunjung ke Potluck Kitchen Bandung ini. Dijamin tak akan rugi.

Didalam Potluck Kitchen sendiri akan terlihat beragam motivasi yang tertulis di dinding-dinding bagian atas. Dibawahnya akan terlihat puluhan buku dan majalah didalam rak yang berada di seluruh penjuru ruangan yang bisa Anda baca sembari menunggu pesanan datang. Bagi Anda yang sedang gelisah karena ide sedang drop, maka bisa langsung tancap gas menuju ke Potluck Kitchen ini. Dijamin aneka ide-ide segar dan brilian akan bermunculan.

Dengan tempatnya yang homie dan menu-menunya lengkap maka wajar banyak kalangan pelajar atau mahasiswa yang menuntaskan tugas-tugas kuliah atau membincangkan kegiatannya disini. Begitu juga dengan kalangan para pekerja kantoran yang biasanya melakukan rapatnya disini dengan alibi supaya lebih santai dan tak terlalu resmi sehingga meetingnya kental dengan nuansa pertemanan dan kekeluargaan. Makanya segeralah datang ke Potluck Kitchen ini untuk merasakan sensasi dan merangsang ide supaya muncul.
Lokasi
Putluck Kitchen and Bar Bandung berada di Jalan H. Wasid, No. 31, Bandung, Jawa Barat – Indonesia.
Telp: 022-2505825
sumber: http://bandung.panduanwisata.com/potluck-kitchen-and-bar-bandung/
Minggu, 23 Februari 2014
Lawang Wangi Cafe & Art Space
Review kulineran kali ini masih di kawasan utara Bandung, tepatnya Dago Giri. Nama restonya, Lawang Wangi Cafe & Art Space. Lokasi tepatnya bisa dicek di halaman Foursquare ini. Dari terminal Dago lurus terus, tak jauh dari situ ada percabangan jalan, ambil jalan ke bawah (sebelah kiri). Sekitar 2 km menyusuri jalan utama, akan mendapati Lawang Wangi cafe di sebelah kanan jalan.
Posisi Lawang Wangi ini berada di daerah perbukitan, jadi tak heran malam itu hawanya lebih dingin dibandingkan daerah Bandung pada umumnya. Dari balkon lantai 2 Lawang Wangi ini kita bisa melihat view Kota Bandung. Malam itu view yang tampak adalah hanya gemerlap cahaya lampu dari Kota Bandung. Kalau siang, tentu akan lebih tampak jelas wajah Kota Bandung.
Sesuai namanya, Lawang Wangi ini bukan sekedar cafe biasa. Di sana juga terdapat galeri seni yang memasang karya-karya seni seperti foto-foto, lukisan, alat musik tradisional, dan produk-produk handcraft lainnya. Galeri seni itu menempati ruang yang sangat lapang di lantai 1. Sementara cafenya berada di lantai 2. Ada meja yang berada di dalam ruangan, dan ada juga meja yang berada di balkon.
Sekarang tibalah saatnya kita melihat daftar menu yang ada di sana. Pertama yang kulihat adalah range harganya. Range harga makananannya berkisar antara 45-75 ribuan. Sementara minumannya, berkisar antara 15-30 ribuan. Jangan lupa, harga tersebut belum termasuk Ppn 10% dan service charge 5%.
Karena penasaran dengan menu yang ada kata-kata “Lawangwangi”-nya, aku memesan Chicken Lawangwangi (52k). Selain Chicken Lawangwangi, ada juga Ayam Penyet Lawangwangi (aku lupa harganya). Untuk minumannya, aku memesan Moonlight (30k). Soal rasa, menurutku keduanya (Chicken Lawangwangi dan Moonlight) enak kok.
Chicken Lawangwangi ini disajikan dengan potato wedges dan beberapa iris wortel dan brokoli, sertablackpepper sauce. Sauce-nya bisa dipilih sebenarnya. Ada blackpepper, mushroom, dan barbeque. Ayamnya sendiri digoreng pakai tepung. Tekstur dagingnya lembut. Di dalamnya sepertinya ada campuran keju kalau aku tidak salah. Sementara Moonlight, disajikan dengan air sprite dan nata de coco.
Terakhir, kalau butuh tempat untuk menghabiskan waktu mengobrol dengan teman, atau mengerjakan tugas bareng, Lawangwangi bisa jadi salah satu opsi. Tempatnya nyaman, view-nya di sana juga ok, udaranya sejuk apalagi kalau malam lumayan dingin, dan ada wifi-nya. Waktu kami ke sana, teman ada yang nyoba torrent bisa sampai 92 kbps, hihi. Tapi tidak disarankan untuk ke sini sering-sering, karena bisa bikin kantong kering, hehe. 

Dan ini adalah view Lawang Wangi dari balkon
Sabtu, 22 Februari 2014
Nasi Kalong
Jalan-jalan ke Bandung, kurang afdol tanpa wisata kuliner di malam hari, salah satu pilihan makanan yang cukup populer adalah nasi kalong, yang terletak di wilayah Riau 
Nasi kalong sendiri konsepnya cukup sederhana, tempat duduknya bangku2 plastik dengan beberapa meja dan tenda payung,tapi ada juga si di bagian dalam gedung. lahan parkirnya juga memakai lahan luar, dan sistemnya kaya prasmanan, ambil sendiri, baru bayar di kasir paling ujung
Nasi kalong buka dari jam 7 malam sampai jam 3 pagi, dan biasanya nih, jam 6.30 aja udah pada rame ngantri! padahal makanannya aja pada belom dateng loh
menu nya sendiri sebagian besar sama, variannya ada 20an lah, dari ayam, daging sapi, udang, ikan, telur, sayur.. pilihan nasi ada dua yaitu nasi ungu (dicampur sama taro dan ada serundengnya) dan nasi putih biasa, since gak semua orang suka nasi ungu ini, hehehe..
nasi ungu sendiri rasanya agak gurih, dan lebih pekat..
Buat harga, bener-bener gak pernah tau berapa, karena kaya jebakan batman, main ambil ambil aja, bayarnya belakangan. Range harga setiap saya makan disini sih cukup mahal untuk itungan makanan pinggiran, kalo ambil daging nya banyak, tentu jadi lebih mahal, range nya 30rb keatas lah untuk 3-4 lauk + minum teh botol atau aqua, katanya sih skrg org yang jaga kasir nentuin harga dari penampilan yang beli, hmm.. krg fair ya kalo emang gitu.
Anyway menu fave saya disini selain pasti makan pake nasi ungu nya adalah ayam goreng madu (sejenis karage gitu, tapi homemade, emang selalu reffil terus jenis menu yang satu ini), kemudian yang rasanya lumayan ada dendeng sapi, otak-otak, daging cincang, oh iya untuk yang suka pedes jangan lupa makan sambelnya karena sedap sekali ;)
Walaupun harganya agak tinggi tidak ada salahnya toh mencoba
happy hunting!
Sumber: http://id.openrice.com/bandung/restaurant/nasi-kalong/9378/?tc=sr1

Nasi kalong sendiri konsepnya cukup sederhana, tempat duduknya bangku2 plastik dengan beberapa meja dan tenda payung,tapi ada juga si di bagian dalam gedung. lahan parkirnya juga memakai lahan luar, dan sistemnya kaya prasmanan, ambil sendiri, baru bayar di kasir paling ujung

Nasi kalong buka dari jam 7 malam sampai jam 3 pagi, dan biasanya nih, jam 6.30 aja udah pada rame ngantri! padahal makanannya aja pada belom dateng loh


Buat harga, bener-bener gak pernah tau berapa, karena kaya jebakan batman, main ambil ambil aja, bayarnya belakangan. Range harga setiap saya makan disini sih cukup mahal untuk itungan makanan pinggiran, kalo ambil daging nya banyak, tentu jadi lebih mahal, range nya 30rb keatas lah untuk 3-4 lauk + minum teh botol atau aqua, katanya sih skrg org yang jaga kasir nentuin harga dari penampilan yang beli, hmm.. krg fair ya kalo emang gitu.
Anyway menu fave saya disini selain pasti makan pake nasi ungu nya adalah ayam goreng madu (sejenis karage gitu, tapi homemade, emang selalu reffil terus jenis menu yang satu ini), kemudian yang rasanya lumayan ada dendeng sapi, otak-otak, daging cincang, oh iya untuk yang suka pedes jangan lupa makan sambelnya karena sedap sekali ;)
Walaupun harganya agak tinggi tidak ada salahnya toh mencoba

Sumber: http://id.openrice.com/bandung/restaurant/nasi-kalong/9378/?tc=sr1
Senin, 17 Februari 2014
Tokyo Conection
Berada di Bandung berarti tak perlu khawatir tentang makanan. Dari yang tradisional Sunda hingga Jepang fusion, semua ada. TokyoConnection adalah salah satu pilihan restoran makanan Jepang fusion. Dari berbagai menu ramen, sushi, tepannyaki, hingga curry ada di sini. Beberapa menu andalannya adalah Beef Ramen yang tersedia pula dalam ukuran jumbo, Salmon Baked Mayo, dan Chicken Katsu Don.Secara keseluruhan rasa makanan di sini tidak istimewa, tapi desain restorannya yang eklektik membuat Tokyo Connection tambah menarik.
Tempat makan di bagian teras dengan kursi-kursi rotan putih cocok untuk dinikmati dengan santai kala angin bertiup semilir. Cukup mengejutkan ketika masuk ke bagian dalam, kamu akan menemukan suasana dengan pencahayaan yang hangat. Meja kursi bernuansa kayu berpadu dengan dinding bata di dalam ruangan berplafon atap tinggi, serta chandelier yang menggantung membuat kesan mewah. Sementara itu servis terkadang kurang memuaskan karena staf kurang sigap, namun selalu ramah melayani tamu.
Tidak sulit menemukan Tokyo Connection karena berada di dekat pusatfactory outlet, dan berjarak kurang dari 100 meter dari studio foto Jonas yang terkenal. Di sekitarnya juga terdapat beberapa penginapan dan kafe, sehingga suasana di sekitarnya selalu hidup. Lahan parkir kurang luas, sehingga mungkin mobil tamu harus parkir di tepi jalan saat ramai pengunjung.
Tempat makan di bagian teras dengan kursi-kursi rotan putih cocok untuk dinikmati dengan santai kala angin bertiup semilir. Cukup mengejutkan ketika masuk ke bagian dalam, kamu akan menemukan suasana dengan pencahayaan yang hangat. Meja kursi bernuansa kayu berpadu dengan dinding bata di dalam ruangan berplafon atap tinggi, serta chandelier yang menggantung membuat kesan mewah. Sementara itu servis terkadang kurang memuaskan karena staf kurang sigap, namun selalu ramah melayani tamu.
Tidak sulit menemukan Tokyo Connection karena berada di dekat pusatfactory outlet, dan berjarak kurang dari 100 meter dari studio foto Jonas yang terkenal. Di sekitarnya juga terdapat beberapa penginapan dan kafe, sehingga suasana di sekitarnya selalu hidup. Lahan parkir kurang luas, sehingga mungkin mobil tamu harus parkir di tepi jalan saat ramai pengunjung.
Rentang HargaSushi Rp 15.000 – Rp 70.000 / porsi.Sashimi Rp 30.000 – Rp 60.000 / porsi.Ramen Rp 20.000 – Rp 35.000 / porsi.Menu dengan nasi (don, curry, teriyaki, tepannyaki) Rp 22.000 – Rp 80.000.
Skor Pergi Dulu8/10 – harga menengah, rasa cukup enak tapi tidak istimewa, suasana cukup nyaman, lokasi strategis.
sumber
http://www.pergidulu.com/jawa-barat/makanan-bandung/tokyo-connection-bandung/
Minggu, 16 Februari 2014
Green Cake and Coffee
Berlokasi di pusat keramaian wisata kuliner Bandung, Green Cake & Coffee langsung mencuri perhatian penikmat cemal-cemil ala cafe. Dengan interior khas Perancis dikala sore, ditandai secuil elemen fleur-de-lis di beberapa sisi dengan susunan sofa yang nyaman, Green Cake & Coffee memang layak menjadi tempat lenje-lenje favorit.
Datang ke tempat ini pastinya tidak afdol tanpa icip-icip serangkaian pilihan cake nan menggoda yang saban hari mengisi display cantik disana. Dari mulai Dark Forest, Tiramisu Delight, Green 'n Chocolate, Opera Cake sampai si klasik Blueberry Cheese dalam berbagai ukuran mulai per slice sampai 30x30 siap berbagi manisnya harimu. Untuk pecinta pastry, Green Cake & Coffee juga menyediakan berbagai menu andalan seperti Croissant dan berbagai pilihan roti serta kue-kue kering. Bosan dengan cake yang itu-itu lagi? Kenapa tidak coba Pancake khas Green Cake, Waffle atau bahkan menu berat seperti Iga. All at reasonable price! Kue-kue ukuran slice dihargai sekitar Rp. 16.000; brownies etc. Rp. 45.000;Pancake & Waffle Rp. 24.000-29.000 dan sekitar > Rp. 200.000 untuk full sized cake. Untuk main course sendiri harganya bervariasi, dan masih dapet tambahan diskon sebesar 25% untuk pengguna CC Mandiri atau 20% untuk member BandungCard :)
Naah..makannya udah, sekarang kita tengok minumnya. Menu beverages di Green Cae & Coffee sebetulnya ga jauh beda dengan cafe-cafe diluaran sana, misalnya tentu saja berbagai pilihan kopi, dari yang plain, blended sampe frappe semua tersedia juga dalam 2 ukuran. Selain kopi, kita juga bisa memesan Green Tea Frappe (my fav), Cookies & Creme (kayaknya yang ini sekarang standar di semua cafe ya), berbagai variasi menu coklat & teh. Harganya cukup terjangkau, sekitar 11.000-20.000 saja.
Jadi tunggu apalagi? Ayo manjakan lidah sambil melepaskan diri sejenak dari kepenatan kota di Green Cake & Coffe. Satu pengalaman yang manisnya tak mudah terlupakan. Buka dari Mulai Pkl. 08.00 AM - 10.00 PM
Rekomendasi menu: Chocolate Von Due, Green Tea Frappe (minta kurangi gulanya), Vanilla Pancake, Peuyeum Brownies for a different taste :)
Sabtu, 15 Februari 2014
Warung Misbar
Jalan Riau, Bandung nggak cuma identik sama Factory Outlet. Di sini juga ada tempat makan nyentrik berkonsep unik, namanya Warung Misbar. Mumpung lagi di Bandung dan dompet ada isinya, langsung deh cabcusss ke sini!
Warung Misbar terletak di jalan R.E. Martadinata, atau lebih ngetop disebut Jl. Riau. Tempatnya juga gampang ditemuin. Konsepnya kayak bioskop zaman baheula, di depannya ada poster-poster ala film jadul ukuran besar. Begitu masuk, dijamin gatel pengen foto-foto dulu pas ngelewatin jalan yang dibuat kayak antrean tiket, dan poster-poster di sebelah kirinya. Begitu masuk, ada seorang pria kribo dengan kotak cang-ci-men di depannya menyapa "selamat datang teteeeeehh!" sambil nyengir selebar pintu. Tampak di bagian dalam film Dono Kasino Indro lagi diputer di screen. Ih seru abis kayaknya!
Namanya juga warung, makanannya juga dipilih dan diambil sendiri. Pengunjung langsung ambil piring, sendokin nasi (ada pilihan nasi putih, liwet dan merah), terus pilih dan tuang lauk pilihannya. Menunya ada banyak banget. Aneka olahan daging dan jeroan ayam, sapi, kambing, seafood, ikan asin, tumisan, sayuran, juga gorengan.
Akhirnya pilih nasi, cumi asin sambel balado, tumis jamur kuping, perkedel jagung dan sambel mangga. Terus pesen es Tutur Tinular, isinya tapai, potongan nangka, strawberry, agar-agar, 2 buah leci, terus dikasih es serut, sirup merah dan susu. Hmm, menurut saya sih makanannya lumayan enak dan rasanya rumahan, kayak masakan ibu gitudeh. Namanya juga 'warung' ya, meski warungnya udah 'naik kelas'.
Naah, sekarang saatnya cari tempat duduk! Sambil cari duduk, perhatian saya juga tertuju ke dindingnya yang dipenuhi poster film ala zaman dulu, juga foto-foto legend artis Indonesia kayak Sophan Sophiaan, Bing Slamet, Rhoma Irama, sampai Deddy Mizwar juga ada. Buat tempat ngeracik minuman dikonsep kayak warung kopi, juga ada tukang kerak telor, cendol dan otak-otak!
Karena dateng di malam minggu, kursi yang menghadap screen udah penuh semua cing! Mau duduk lesehan di depan screen langsung, eh kok sepi-sepi aja yah. Untung nggak lama ada sekelompok orang yang selesai makan dan meja nya bisa kita jajah. Jadilah saya dan adek makan sambil ngobrol, sambil ngunyah, sambil cekikikan juga lihat film
Ngakak liat adegan lawas 'manjat ke kamar gebetan di lantai 2, eh taunya ada bapaknya di balkon'. Gong nya adalah pas Kasino ngomel-ngomel sambil bilang: Dasar monyet bau, kadal bintit, muka gepeng, kecoa bunting, babi ngepet, dinosaurus, brontosaurus. Huahahaha!
Kenyang makan dan ngakak, tentu jangan lupa bayar. Konsumsi saya malem itu nasi (Rp 5.000), cumi asin (Rp 10.000), tumis jamur (Rp 5.000), perkedel jagung (Rp 3.000), sambal mangga 1/2 porsi (Rp 3.000) dan es Tutur Tinular (Rp 11.000). Totalnya plus pajak 10% adalah Rp 41.250.
.
.
Warung Misbar ini cocok buat dikunjungi keluarga dan orang tua, ngajak para anak muda pada zamannya buat nostalgia. Asik juga ke sini bareng temen-temen, sambil becanda, duduk-duduk lama, nonton film jadul. Atau buat pasangan (terutama yang PDKT) juga pas nih. Kan makannya sambil nonton, jadi topik omongannya banyak kan sist bro... Lagian juga dijamin betah (dan bisa) duduk lama-lama deh di sini tanpa digengges-in pelayan resto yang kayak mau ngusir
WARUNG MISBAR 'Pesta Rakyat'
Jl. R.E. Martadinata 28A (Jl. RIau), Bandung
Telp: 022-61312828
Langganan:
Postingan (Atom)